Laman,olahraga,politik,lucu

Rabu, 04 April 2012

cerpen " PERADILAN RAKYAT "

Peradilan Rakyat
 Cerpen Putu Wijaya

 Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
 "Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang kemari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
 Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut.
 Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung. "Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
 Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
 "Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
 Pengacara muda itu tersenyum. "Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."
 "Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya.
 Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar.
 Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini.
 Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."
 Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa. "Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik.
 Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu.
 Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri.
" Pengacara tua itu meringis. "Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
 "Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!
" Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.
"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."
Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri.
 Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang. "Aku datang kemari ingin mendengar suaramu.
 Aku mau berdialog."
 "Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."
 "Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani. Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin dan beku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan.
 Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.
 Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih,
sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini.
" Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak.
 Kemudian ia melanjutkan. "Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."
 "Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
 Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran. "Bagaimana Anda tahu?" Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu.
" Pengacara muda sekarang menarik napas panjang. "Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya.
" Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. "Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?" "Antara lain." "Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku." Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu. "Jadi langkahku sudah benar?" Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.
 "Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
 "Tidak! Sama sekali tidak!"
 "Bukan juga karena uang?!"
 "Bukan!"
 "Lalu karena apa?"
 Pengacara muda itu tersenyum. "Karena aku akan membelanya."
 "Supaya dia menang?"
 "Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku.
" Pengacara tua termenung.
 "Apa jawabanku salah?"
 Orang tua itu menggeleng.
 "Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang." "Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan." "Tapi kamu akan menang."
 "Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."
 "Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."
 Pengacara muda itu tertawa kecil. "Itu pujian atau peringatan?"
 "Pujian."
 "Asal Anda jujur saja."
 "Aku jujur."
 "Betul?"
 "Betul!"
 Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut.
 Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi. "Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"
 "Bukan! Kenapa mesti takut?!"
 "Mereka tidak mengancam kamu?"
 "Mengacam bagaimana?"
 "Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"
 "Tidak."
 Pengacara tua itu terkejut. "Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
 "Tidak."
 "Wah! Itu tidak profesional!"
 Pengacara muda itu tertawa. "Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
 "Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
 Pengacara muda itu terdiam. "Bagaimana kalau dia sampai menang?"
 "Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
 "Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
 Pengacara muda itu tak menjawab.
 "Berarti ya!"
 "Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"
 Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.
 "Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok." "Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan.
 Aku tidak takut."
 "Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"
 "Betul."
 "Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang. Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."
 Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan. "Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia.
" Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan. "Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
 "Tapi..."
 Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
 "Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam." Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.
 "Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."
 Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.
 "Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih,
 "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?"

 *** Cirendeu 1-3-03

Rabu, 14 Maret 2012

english course (belajar bahasa inggris mulai dari kata sehari-hari yg kita gunakan)

bahasa indonesia english salam = greeting lusa = a day after tommorow sedikit = a little/a bit/not much sepotong kue = a piece of cake sore = afternoon marah = angry anda baik-baik saja = are you alright?/are you ok di siang hari = at the day time punggung/ belakang = back halaman belakang = backyard hati-hati = be careful/take care cantik = beautiful bir = beer besar = big ulang tahun = birthday roti = bread makan pagi = breakfast tidak bisa = can't kursi = chair ayam = chicken anak = children datang = come kembali = come back masuk = come in selamat untuk kesuksesan anda ! = congratulation for your success! potong = cut anak perempuan = daugther hari = day sulit = difficult makan malam = dinner pusing = dizzy

Selasa, 13 Maret 2012

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

A. Tujuan Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
 B. Contoh-contoh * Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada perusahaan asuransi. * Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan berada di kelas VI SD. * Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
C. Ciri-ciri pokok Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Keunggulan-keunggulan :
1. Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:
a) Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
2. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
3. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan. Kelemahan-kelemahan :
1. Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
2. Adalah sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
3. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.
4. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
5. Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
6. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
7. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
8. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.

D. Langkah-langkah pokok

1. Mendefinisikan masalah
2. Melakukan penelaahan kepustakaan
3. Merumuskan hipotesis-hipotesis
4. Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
5. Merancang cara pendekatannya, antara lain :
a) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan,
b) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
c) Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan
6. Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
7. Mengumpulkan dan menganalisis data
8. Menyusun laporannya Penelitian Eksperimen Sungguhan (True Experimental Research)

A. Tujuan Tujuan penelitian eksperimen sungguhan
adalah: untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat. Dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimantal satu atau lebih kondisi perilakuan yang membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak di kenai kondisi perlakuan.

B. Contoh-Contoh :
1. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua meted mengajar sejarah pada murid-murid kelas 3 SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf intelegensi murid (tinggi, sedang, rendah).
2. penelitian untuk menyelidikiefek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SMP, dengan mengunakan kelompok eksperimen (yang dikenalkan dengan program itu) dan dengan mengunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separo dari mrid-murid itu secara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan
3. penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social ekonomi orang tua dan taraf intelegensi

C. Ciri-ciri Experimantal Designs

1. Menuntut pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi experimental secara tertib-ketat, baik dengan control atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi
2. Secara khas mengunakan kelompok control sebagai garis besar, untuk dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan experimental
3. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians : A. Untuk memaksimalkan varians variable yang berkaitan dengan hipotesis penelitian.
B. Untuk meminimalkan varians variable pengganggu atau yang tidak di inginkan yang mungkin mempenggaruhi hasil exsperiment tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian
C. Untuk meminimalkan varians kekeliruan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran. Penyelesaian terbaik : pemilihan subyek secara rambang, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang
4. Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama metode experimental,
5. Tujuan kedua metode experimental adalah external validity, yang penelitian ini ada beberapa jauh hasil-hasilnya dapat digenerlisasikan kepada subyek-subyek atau kondisi-kondisi yang semacam.
6. Dalam Rancangan experimental yang klasik, semua variable penting diusahakan agar konstan kecuali variable perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
7. Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara itu memungkinkan untuk mengontrol variable-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat. Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini digunakan kepada manusia dalam dunianya , karena manusia sering dibuat lain apabila tingkahlakunya dibatasi secara artificial, dimanipulasikan atau diobserfasi secara sistematis atau di evaluasi

D. Langkah-langkah pokok

1. Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan di garap
2. Identifikasi dan definisikan masalah
3. Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan
4. Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama

5. Susun rancangan eksperimen:

a) Identifikasi bermacam-macam variable yang relevan.
b) Identifikasi variable-variabel non eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variable-variabel tersebut.
c) Tentukan rancangan eksperimennya.
d) Pilih subyek yang representative bagi populasi tertentu, tentukan sikap-sikap yang masuk kelompok eksperimen.
e) Terapkan perlakuan.
f) Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut.
g) Rancangkan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimennya.
h) Rumuskan hipotesis nolnya

6. Lakukan eksperimen
7. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang di perkirakan akan ada
8. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya
9. Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berkan diskusi seperlunya, dan tulislah laporannya

Minggu, 11 Maret 2012

March 11, 2012 – 12:26 pm

http://nasional.kompas.com/read/2012…sasi.Kejahatan
JAKARTA, KOMPAS.com —
 Jaringan para koruptor saat ini bagaikan organisasi kejahatan yang bergerak secara tertutup, saling membantu untuk tindakan ilegal, dan terus bertahan.
Demikian kuatnya jaringan itu sehingga sulit diperangi, meski sudah ada upaya reformasi birokrasi dan gerakan pemberantasan korupsi. Para koruptor beroperasi seperti organisasi kejahatan yang punya organisasi dan sindikasi. Cara kerjanya teroganisir rapi, termasuk pembagian uang hasil kejahatan menggarong APBN atau APBD. – Lucky Djani Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Lucky Djani, Jumat (8/3/2012) di Jakarta. "Para koruptor beroperasi seperti organisasi kejahatan yang punya organisasi dan sindikasi. Cara kerjanya teroganisir rapi, termasuk pembagian uang hasil kejahatan menggarong APBN atau APBD," katanya. Tidaklah mudah untuk mengatasi gerakan mereka yang sudah sistematis dan pararel di banyak lembaga negara itu. Selain penegakan hukum dan pencegahan, kita perlu meningkatkan pengawasan berlapis di semua lembaga pemerintahan. Itu mencakup pengawasan internal di lembaga itu, oleh lembaga lain, dan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Publik, media, dan masyarakat sipil juga harus ikut mengawal dan mengawasi proses penyelenggaraan negara," katanya. Dalam proses ini, laporan harta dan kekayaan penyelenggara negara bisa menjadi data penting untuk diperiksa. KPK perlu menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk terus mendeteksi kemungkinan penyelewengan atau penggelembungan harta, terutama pada sektor-sektor yang rawan. ..::”Jaringan Korupsi Bagaikan Organisasi Kejahatan”::..
Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Kamis, 08 Maret 2012


LONDON, KOMPAS.com — Arsenal gagal mewujudkan ambisinya untuk melaju ke babak perempat final Liga Champions.

Meski mampu menang 3-0 atas AC Milan dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Emirates, Selasa atau Rabu (7/3/2012) dini hari WIB, tim asuhan Arsene Wenger itu kalah 3-4 secara agregat. Pada leg pertama di San Siro, Rabu (15/2/2012), Milan menang 4-0 atas Arsenal. Keunggulan agregat 4-3 itu mengantarkan Milan ke perempat final. Arsenal, yang membutuhkan minimal lima gol untuk lolos ke babak selanjutnya, langsung menekan sejak menit-menit awal. Benar saja, pertandingan baru berjalan tujuh menit, Koscielny membuka keunggulan Arsenal menjadi 1-0. Memanfaatkan tendangan pojok, pemain asal Perancis itu menyundul bola masuk ke gawang Milan. Tiga menit berselang, Robin van Persie hampir menambah keunggulan Arsenal. Sayang, kiper Cristian Abiatti tampil cukup baik menggagalkan tendangan keras Van Persie yang sudah lolos jebakan offside. Sepanjang pertengahan babak pertama, Arsenal terus menekan barisan pertahanan Milan. Pada menit ke-18, lagi-lagi Abiatti membuat penyelamatan gemilang dengan menahan tendangan keras Van Persie dari luar kotak penalti. Namun, dia tak berdaya ketika Rosicky melakukan tendangan pada menit ke-26 dan Arsenal unggul 2-0. Gol ini berawal dari aksi Theo Walcott di sisi kanan. Ia melakukan umpan silang. Bola dibuang bek Milan, Thiago, tetapi mengarah kepada Rosicky. Tanpa ampun, ia melepaskan tendangan terarah ke pojok bawah kiri gawang Milan dan tak mampu dihalau Abiatti. Ketinggalan dua gol membuat mental sejumlah pemain Milan sedikit tertekan. Sepanjang babak ini, Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan hanya mengandalkan serangan balik yang tidak terlalu membahayakan pertahanan "The Gunners". Memasuki menit-menit akhir babak pertama, Arsenal kembali mampu menambah keunggulan menjadi 3-0 melalui tendangan penalti, setelah bek Milan melanggar Alex Oxlade-Chamberlain. Van Persie yang menjadi algojo, mampu mengecoh Abiatti dengan tendangan keras ke arah pojok kiri gawang Milan. Memasuki babak kedua, Arsenal tidak menurunkan tekanan. Kombinasi serangan Van Persie, Rosicky dan Walcott berkali-kali merepotkan barisan pertahanan Milan. Pada menit ke-59, Van Persie mendapat peluang emas. Namun, Abiatti kembali menjadi penyelamat karena berhasil menahan bola tendangan Van Persie yang sudah bebas berada di depan gawang Milan. Empat menit berselang, giliran Milan yang mendapat peluang emas. Peluang itu berawal saat kiper Szczesny melakukan blunder karena memberikan umpan yang terlalu lemah ke Thomas Vermaelen. Ibrahimovic kemudian menyambar umpan tersebut. Namun, tendangan keras Ibra melenceng tipis ke sisi kanan gawang Arsenal. Sepanjang paruh kedua ini, tempo permainan kedua tim menurun. Arsenal, yang tampil menyerang, terlihat beberapa kali kesulitan menembus barisan pertahanan Milan yang konsentrasinya mulai lebih baik. Sementara itu, Milan juga bukan tanpa serangan. Pada menit ke-77, Antonio Nocerino hampir mencetak gol, jika kiper Szczesny tidak mampu mengantisipasi tendangannya di depan gawang Arsenal. Hingga menit akhir pertandingan, Arsenal, yang membutuhkan satu gol lagi untuk menyamakan agregat, terus berusaha mencetak gol. Namun, sejumlah peluang yang didapat tidak mampu dikonversikan menjadi gol. Akhirnya, skor 3-0 itu bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang.

Susunan pemain Arsenal:

Wojciech Szczesny, Thomas Vermaelen, Laurent Koscielny, Kieran Gibbs, Bacary Sagna, Tomas Rosicky, Alex Song, Gervinho, Theo Walcott (Park Chu-Yong 84), Robin Van Persie, Alex Oxlade-Chamberlain (Marouane Chamakh 75).

 AC Milan:

Christian Abbiati, Thiago Silva, Philippe Mexes, Djamel Mesbah, Ignazio Abate, Mark Van Bommel, Robinho, Urby Emanuelson, Antonio Nocerino, Stephan El Shaarawy (Alberto Aquilani 69), Zlatan Ibrahimovic.
 Wasit: Damir Skomina

mobil ESEMKA


BJ Habibie


TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia, mengatakan, mobil Esemka tidak dibuat secara profesional. "Mobil Esemka itu cuma dolanan, pembuatannya tidak profesional. Masa anak-anak yang baru tamat sekolah menengah pertama (SMP) sudah mau jadi montir, ya, pasti belum ada pengalaman," kata BJ Habibie seusai acara talkshow Merah Putih di kediamannya, Patra Kuningan 13, Jakarta, Rabu (7/3/2012). Menurut Habibie, untuk bisa menciptakan sebuah industri otomotif diperlukan pengalaman serta riset yang cukup, tidak serba instan. "Untuk bisa masuk ke dalam industri otomotif dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, membutuhkan waktu yang panjang," tutur dia. Lebih lanjut Habibie mengungkapkan kecurigaannya akan adanya kepentingan politik di balik pemberitaan mobil Esemka. "Menurut saya, ada ’interest’ politik di balik semua ini. Oleh karena itu, saya sarankan media berhenti mengangkat topik ini, anggap sepi saja," ujar dia. Habibie menyarankan, membangkitkan industri otomotif di Tanah Air sebaiknya dimulai dengan membidik industri sepeda motor. "Indonesia ini adalah masyarakat terbesar yang memanfaatkan sepeda motor di bumi. Kenapa kita tidak mengembangkan itu saja, sediakan anggarannya, lakukan riset yang menyeluruh, saya rasa itu lebih rasional," papar Habibie. Meski begitu, Habibie tetap memberi semangat kepada generasi muda, terutama siswa sekolah menengah kejuruan yang telah berhasil membuat mobil Esemka. "Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimistis terhadap masa depan bangsa," kata dia.

Selasa, 28 Februari 2012


Chandra Bahadur Dangi, warga Nepal, dinyatakan sebagai manusia terpendak di dunia oleh Guinness World Records. Pria berusia 72 tahun yang memiliki tinggi badan 54.6 centimeter (21.5 inchi) dan berat badan 12 kilogram, resmi menerima sertifikat rekor tersebut, Minggu (26/2/2012) di Kathmandu. Chandra yang tinggal di lembah terpencil di barat daya Nepal ini dinyatakan memecahkan rekor manusia terpendak yang sebelumnya dipegang Junrey Balawing asal Filipina dengan tinggi badan 57.15 centimeter. "Rasanya sangat baik, saya sangat senang, saya akan bekerja untuk mempromosikan negara saya di seluruh dunia," kata Chandra Bahadur Dangi kepada wartawan. "Sampai sekarang, perawakan Chandra menjadi beban, ia sangat menyadari kesulitan ketika menyesuaikan ukuran pakaian, dan kecewa karena tidak berkesempatan mencari istri," kata Craig Glenday Editor in Chief Guinness World Records. Dia berharap, gelar yang diraih Dangi akan merubah nasibnya. Penyebab pertumbuhan Dangi yang terhambat masih merupakan misteri, karena dia sendiri belum pernah ke dokter. Guinness World Records mencatat, banyak pemegang rekor manusia terpendek di dunia adalah penderita primordial dwarfism. Chandra selama ini menafkahi hidup dari hasil membuat tentun ikat dan hanya beberapa kali meninggalkan desanya yang miskin di Kabupaten Dang, 350 kilometer dari Kathmandu. Dia mengunjungi Kathmandu pertama kalinya untuk diukur oleh petugas Guinness World Records. Dia sendiri mengatakan sudah terlalu tua untuk menikah tapi masih ingin bepergian. "Saya ingin mengunjungi negara-negara asing dan bertemu orang dari seluruh dunia," katanya.

Senin, 27 Februari 2012

kumpulan judul penelitian program studi bahasa dan sastra bag 2

  1. PENERAPAN TEKNIK SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA (KUASI EKSPERIMEN DI KELAS VIII SMP LABORATORIUM PERCONTOHAN 
  2. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SKEMA (KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII SMP 3 
  3. KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PENDERITA DISLEKSIA 
  4. PENGGUNAAN MEDIA DVD FILM BERTEMA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK 
  5. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITW (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA SMA PASUNDAN KOTA SUKABUMI : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMA 
  6. VARIASI PERNYATAAN CINTA PADA MAHASISWA 
  7. KESALAHAN-KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA KARANGAN PEMBELAJAR BIPA DI BALAI BAHASA UPI 
  8. IMPLIKATUR PERCAKAPAN WACANA HUMOR PADA ACARA KOMEDI AWAS ADA SULE 
  9. PERGESERAN SEMANTIS KOSAKATA SERAPAN BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA 
  10. PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN OBAT PADA TELEVISI (KAJIAN DESKRIPTIF TERHADAP TAYANGAN IKLAN OBAT UNTUK DEWASA DAN ANAK-ANAK) 
  11. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP (KERJA SAMA) DALAM MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA (STUDI EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 
  12. ANALISIS BAHASA PEMBERITAAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF FRAMING:STUDI KASUS PEMBERITAAN SKANDAL BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA PADA HARIAN UMUM TEMPO DAN KOMPAS EDISI JUNI-NOVEMBER 2008 
  13. PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LIRIK LAGU :PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN DI KELAS X-2 SMA NEGERI 
  14. STRUKTUR AFIKSASI MEN- PADA KATA DASAR BERFONEM AWAL /P, T, K, S/ DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP MASYARAKAT PENGGUNA BAHASA 
  15. PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PHOTO STORY PADA SISWA KELAS VIII SMPN 
  16. PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA SMA NEGERI 
  17. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 
  18. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM DOKUMENTER : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII-C SMP NEGERI 
  19. TINDAK TUTUR DIREKTIF PENYANDANG TUNAGRAHITA : STUDI KASUS PADA ANAK GOLONGAN C1 SLB ABC & AUTIS 
  20. TINDAK KEKERASAN VERBAL ORANG TUA DAN ANAK DALAM ACARA TELEVISI HAPPY FAMILY: ME VS MOM DI TRANS TV : KAJIAN SOSIOPRAGMATIK 
  21. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING :PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS IX B SMP NEGERI 
  22. PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SISWA KELAS X SMAN 
  23. KEEFEKTIVITASAN MEDIA LAGU “TERBANG” DARI VIERRA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 
  24. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI PENGELOLAAN MOTIVASIONAL ARCS:PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  25. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI KOLABORASI MODEL ACTIVE DEBATE DAN TIME TOKEN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X-A SMA NEGERI 
  26. KEEFEKTIFAN MEDIA FILM EKRANISASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA 
  27. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERIUR KATA : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMK 
  28. PENERAPAN MODEL TANDUR BERBASIS INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI KELAS X SMP NEGERI 
  29. PENGGUNAAN NAMA BINATANG DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA :SUATU KAJIAN SEMANTIS 
  30. PEMBERITAAN REKAYASA DUA LEMBAGA HUKUM : ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN KPK VS POLRI PADA HARIAN UMUM KOMPAS DAN REPUBLIKA 
  31. NYANYIAN GAMBANG KROMONG: ANALISIS GAYA BAHASA, MAKNA, DAN FUNGSI 
  32. PROBLEM WANITA KARIR PADA CERPEN “CINTA” KARYA YANUSA NUGROHO 
  33. REPRESENTASI PENYIMPANGAN SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA DALAM KUMPULAN CERPEN MONUMEN KARYA NH. DINI:PENELITIAN DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA 
  34. PENERAPAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII SMPN 5 KOTA 
  35. MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUMON : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII MTS AL-BIDAYAH 
  36. PENGEMBANGAN METODE SUGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN BERMAIN DRAMA : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA 
  37. MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DENGAN BERFOKUS PADA PENGGUNAAN KATA-KATA PROBLEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : PENELITIAN EKSPERIMEN DI SMAN 
  38. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN PAKEM SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI :PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  39. KETERPAHAMAN RUNNING TEXT DI METRO TV BAGI MASYARAKAT TUTUR 
  40. KAJIAN PSIKOANALISIS CERPEN-CERPEN DALAM ANTOLOGI MEMBUNUH ORANG GILA KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO 
  41. REALISASI PRINSIP KERJA SAMA DALAM WACANA DIALOG ANTARA PENYIAR DAN PENDENGAR RADIO 
  42. PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI PEMANFAATAN LAGU “TERBAIK BAGIMU” : PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  43. AMBIGUITAS PADA JUDUL-JUDUL FILM PORNOGRAFIS INDONESIA 
  44. PENGGUNAAN BAHASA DALAM SLOGAN IKLAN FILM INDONESIA:KAJIAN SEMANTIK-PRAGMATIK TERHADAP TEKS-TEKS DALAM SLOGAN IKLAN FILM INDONESIA EDISI TAYANG 2001-2007 
  45. PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGALAMAN :PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA SMA NEGERI 15 BANDUNG KELAS X-2 SEMESTER 2 
  46. KEEFEKTIFAN METODE SQ3R PADA PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS TEKS EDITORIAL:KUASIEKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 6 
  47. IMPLIKATUR PADA JUDUL BERITA HARIAN UMUM RAKYAT MERDEKA:SEBUAH KAJIAN TINDAK TUTUR 
  48. MODEL PEMBELAJARAN MENULIS YEKS PIDATO PERSUASIF MELALUI PEMAHAMAN CAN DO : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS IX MTS 
  49. EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS (THINK-PAIRS-SHARE) DALAM PEMBELAJARAN KALIMAT EFEKTIF (PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS X 
  50. TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA PROGRAM BERSAMA ROSSY DI GLOBAL TV 
  51. ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL “JOMBLO SEBUAH KOMEDI CINTA” KARYA ADHITYA MULYA 
  52. KAJIAN PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN EKSPOSISI IDENTIFIKASI SISWA :STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF TERHADAP SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI 
  53. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN : PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS 
  54. KAJIAN STRUKTUR KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM TEKS BERITA UTAMA PIKIRAN RAKYAT 
  55. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LUKISAN SATWA UNGGAS : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA SDN 
  56. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU UNTUK MENINGKATKAN KEEFEKTIFAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMA 
  57. TUTURAN ANAK USIS 6 – 10 TAHUN1` 
  58. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PROSEDUR MENULIS TERBIMBING : (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X.2 SMA 
  59. TANGGAPAN SENIMAN MODERN TERHADAP EPOS RAMAYANA :KAJIAN INTERTEKSTUAL TERHADAP FILM OPERA JAWA KARYA GARIN NUGROHO DAN NOVEL KITAB OMONG KOSONG KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA 
  60. KAJIAN MORFOLOGIS TUTURAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN :ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF TERHADAP TUTURAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLTPLB 
  61. PENGGUNAAN KOSAKATA GAUL DALAM NOVEL JOMBLO (SEBUAH KOMEDI CINTA) KARYA ADHITYA 
  62. REPRESENTASI LESBIANISME DALAM NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA NG 
  63. LAGU KELONAN PADA MASYARAKAT CIAMIS: ANALISIS STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN, DAN FUNGSI 
  64. GEOGRAFI DIALEK BAHASA DAERAH DI KABUPATEN CIREBON FITRIA MUTOHAROH 
  65. PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN MELANJUKAN CERITA PADA SISWA KELAS X SMA NEGRI 
  66. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS WACANA POLITIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARIKATUR : STUDI KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA SMA KELAS XI 
  67. TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA PROGRAM BERSAMA ROSSY DI GLOBAL TV 
  68. REALISASI PRINSIP KESOPANAN DALAM BAHASA POSTER DI KELURAHAN # PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  69. UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BIPA ANAK-ANAK DALAM MENCERITAKAN LEGENDA DENGAN METODE BERMAIN PERAN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA KELAS 2 SEKOLAH DASAR DI 
  70. PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA PERMAINAN KARTU KUARTET :PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  71. PERSPEKTIF PENGARANG DALAM MASING-MASING NOVEL NYAI DASIMA KARYA G. FRANCIS DAN S.M. ARDAN 
  72. PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA BERKOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 
  73. PEMANFAATAN MEDIA FILM DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK TERPADU BIPA TINGKAT LANJUT : STUDI KASUS TERHADAP PEMBELAJAR BIPA DI BALAI BAHASA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 
  74. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMAN 
  75. PEMANFAATAN MEDIA COMPUTER BASED INTRUCTION (CBI) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI 
  76. PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MUSIKALISASI PUISI PENELITIAN EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS X SMA PLUS PARIWISATA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2009-2010 
  77. KEEFEKTIFAN METODE MEMBACA POINT (PURPOSE, OVERVIEW, INTERPRET, NOTE, TEST) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN : KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS XI SMKN 
  78. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 
  79. PENERAPAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA:PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS XI SMK BPP 
  80. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 
  81. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CATATAN HARIAN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X 6 SMA NEGERI 
  82. EFEKTIVITAS TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DONGENG 
  83. KEEFEKTIFAN TEKNIK RANDOM WRITING PADA PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI 
  84. PENGGUNAAN MEDIA FINGERPAINT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PETUNJUK PADA SISWA KELAS IV :PENELITIAN EKSPERIMEN KUASI TERHADAP SISWA KELAS IV SDN 
  85. PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA 
  86. KEEFEKTIFAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF 
  87. PENERAPAN PANDUAN RANDY FUJISHIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA 
  88. PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
  89. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING BERDASARKAN ILUSTRASI TOKOH IDOLA: PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMA 
  90. KAJIAN FONETIS TUTURAN PENDERITA AFASIA BROCA YANG MENGALAMI GANGGUAN STROKE USIA 40-50 TAHUN 
  91. PENERAPAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI :DISCUSSION STARTER STORY)DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 
  92. PEMANFAATAN MEDIA AUDIOLINGUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BAGI SISWA TUNANETRA KELAS X SMALB NEGERI 
  93. PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI :PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMAN 
  94. LEKSIKON PERBATIKAN DI TASIKMALAYA : (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK) # PENGGUNAAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN PERSUASIF PADA SISWA KELAS X SMAN 6 
  95. PENGGUNAAN PRINSIP KERJA SAMA GRICE DALAM TUTURAN PEMAIN SITKOM KEJAR TAYANG DI TRANS TV:SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK 
  96. SYAIR SEJARAH HIDUP SYEKH ABDUL WAHAB ROKAN : SATU KAJIAN FILOLOGIS DAN SOSIOLOGI SASTRA 
  97. PENERAPAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA :PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X-F SMA SMK 
  98. PENERAPAN MODEL MAPPING ACTIVITY (MA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMKN) : PENELITIAN EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS X SMK NEGERI 
  99. PENGGUNAAN METODE SARD (SECURITY, ATTENTION, AGGRESSION, REFLECTION, AND DISCRIMINATION) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VII G SMPN 
  100. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN GAYA BELAJAR VAK (VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA KELAS X-3 DALAM MENULIS KARANGAN EKSPOSISI:PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMAN 
  101. STRATEGI NARASUMBER DALAM MENGKRITIK DAN MERESPONS TUTURAN PADA ACARA APA KABAR INDONESIA PAGI TV ONE

CONTOH JUDUL skripsi bahasa dan sastra indonesia bag. 1

  1.  UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL 
  2. PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMK BPP # KEMARITIMAN DI PANTAI TANJUNGPAKIS KABUPATEN KARAWANG (SEBUAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK) 
  3. TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMENTATOR SEPAK BOLA DALAM PROGRAM DJARUM INDONESIAN SUPER LEAGUE 2009-2010 
  4. PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALJUI TEKNIK WARMING UP FOR READING (WFR) (PENINGKATKAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS XI SMKN 
  5. PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COMPLETE SENTENCE PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 
  6. EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL OTFD (OPEN THE FRONT DOOR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS X SMA (STUDI EKSPERIMEN) 
  7. MAKNA KOTA PUISI AFRIZAL MALNA DALAM KUMPULAN PUISI DALAM RAHIM IBUKU TAK ADA ANJING
  8. PENERAPAN TEKNIK CLUSTERING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI (STUDI EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMPN 
  9. PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA DALAM MENULIS NASKAH DRAMA MELALUI METODE SUMBANG SARAN (BRAIN-STORMING) (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS XI SMA 
  10. PENGGUNAAN VARIASI BAHASA PADA RUBRIK MAJALAH KORT (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) 
  11. PEMANFAATAN MEDIA AUDIO SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X -6 DI SMAN 
  12. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR DI BALAI BAHASA UPI TAHUN 2010) 
  13. ANALISIS STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATAN DI DESA 
  14. PENERAPAN PENDEKATAN RESPONS PEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA KELAS VIII A DALAM MENULIS PUISI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMP 
  15. TEKNIK PAK! (PUSAT, ATUR, KARANG, HEBAT!) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMA 
  16. THE REPRESENTATION OF RACISM IN ALAN PATON’S CRY, THE BELOVED COUNTRY (AN ANALYSIS OF RACISM REPRESENTATION IN ALAN PATON’S NOVEL CRY, THE BELOVED COUNTRY) 
  17. KEEFEKTIFAN TEHNIK DEBAT DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 10
  18. ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN RAGAM BAHASA LISAN DALAM PENULISAN KARANGAN MAHASISWA (STUDY DESKRIPTIV TERHADAP MAHASISWA TINGKAT III TAHUN 
  19. UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI "SETIAP ORANG ADALAH GURU
  20. (EVERYONE IS A TEACHER HERE) (PTK TERHADAP SISWA TINGKAT SEMENJANA SMKN 
  21. PENERAPAN TEHNIK INSIDE OUTSIDE CIRCLE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KECAKAPAN SISWA KELAS VIII DALAM BERDISKUSI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII-A SMPN 
  22. PENERAPAN TEKNIK 3-P (PENGAMATAN, PENULISAN, DAN PELAPORAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 
  23. PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN PEMODELAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA (SUATU PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII SMPN 
  24. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS HANDS-ON UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMAN 15 
  25. PEMBELAJARAN MENYIMAK LEGENDA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EMPAT "M" COLIN ROSE PADA SISWA KELAS X SMA 
  26. MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  27. PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK DI KELAS X SMA NEGERI 
  28. PENGGUNAAN MEDIA TEKS FEATURE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS X SMA 
  29. PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSIDENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PIKIR PLUS (KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMA 
  30. PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PAIRED STORYTELLING(EKSPERIMEN KUASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  31. PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI TEKNIK TARI BAMBU (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS XI SMAN 10 
  32. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VII SMPN 
  33. PENERAPAN TEKNIK TALK-POWER DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA PADA FORUM DISKUSI SISWA (DISKUSI PANEL) : STUDI QUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA SMAN 22 
  34. PEMBELAJARAN IDIOM DENGAN MENGGUNAKAN TEHNIK KLOS DIKELAS X SMA 
  35. ANALISIS SARANA KOHESI DAN KOHERENSI PADA BAHASA TULIS PEMBELAJAR BIPA (STUDI DESKRIPTIF ANALITIS TERHADAP KARANGAN PEMBELAJAR BIPA UPI TAHUN 2006) 
  36. PENGGUNAAN MEDIA VCD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI(PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMAN 
  37. PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO BERLATAR SOSIAL PADA SISWA KELAS XI TAHUN AJARAN 2008/2009 
  38. KEEFEKTIFAN TEKNIK ALFA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA DI KELAS VIII SMPN 3 
  39. KAJIAN SEMIOTIKA TERHADAP IKLAN HANDPHONE PROVIDER DI TELEVISI # PENERAPAN METODE KARYAWISATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI 
  40. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMAN 
  41. PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CLIP LASKAR PELANGI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMAN 
  42. PERILAKU MASYARAKAT METROPOLITAN DALAM KUMPULAN CERPEN SEBUAH PERTANYAAN UNTUK CINTA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA 
  43. STRATEGI KOMUNIKASI PRAMUNIAGA DI DAERAH JALAN KEPATIHAN (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK) 
  44. PENGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA :PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIII E DI SMP NEGERI 
  45. TRADISI LISAN LAGU-LAGU NGAHURIP PADA SENI TERBANG MASYRAKAT TANJUNGKERTA KABUPATEN SUMEDANG (ANALISIS STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PERTUNJUKAN, DAN FUNGSI) 
  46. PEMBELAJARAN MEMBACA EKSTENSIF TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JIGSAW (KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 
  47. STRATEGI TINDAK TUTUR MOTIVATOR MARIO TEGUH DALAM ACARA GOLDEN WAYS DI METRO TV 
  48. MAKNA INKONISITAS DALAM EKRANISASI NOVEL ATHEIS KARYA ACHDIAT KARTA MIHARDJA 
  49. GEOGRAFI DIALEK BAHASA DAERAH DI KECAMATAN 
  50. PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA DENGAN METODE TOPI PEMIKIRAN (SIX THINKING HATS) DE BONO (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMAN 
  51. SEMIOTIKA BAHASA PAMFLET DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI DI BANDUNG 
  52. ANALISIS WACANA KRITIS IKLAN KAMPANYE PARTAI POLITIK PEMILU 2009 DI TELIVISI 
  53. EFEKTIVITAS METODE SUGESTOPEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X SMAN 
  54. PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMAENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII SMP 
  55. KEEFEKTIFAN TEKNIK CUTTING-GLUEING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS RESENSI CERPEN (KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 
  56. PENGGUNAAN TEKNIK PARALLEL WRITING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : STUDI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  57. ANALISIS DEIKSIS PERSONA DALAM RUBRIK CERPEN PADA HARIAN UMUM GALAMEDIA 
  58. PENIGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KA KI GAYA QUANTUM LEARNING (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMA 
  59. ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN TINDAKAN ASUSILA PADA PEREMPUAN DALAM HARIAN GALAMEDIA DAN LAMPU HIJAU 
  60. STRATEGI PILIHAN KATA DALAM TINDAK TUTUR PENGANCAM MUKA ANTARA KLIEN DAN TARGET PADA ACARA REALITY SHOW TERMEHEK-MEHEK (SUATU KAJIAN PRAGMATIK) 
  61. TINDAK TUTR DIREKTIF ANAK USIA 4-5 TAHUN (STUDI KASUS TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK 
  62. WUJUD PRINSIP KERJA SAMA PADA TUTURAN PEWAWANCARA DAN TARGET DALAM REALITY SHOW “JOHN PANTAU” DI TRANS TV 
  63. PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TARI BAMBU (KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII SMPN 
  64. PENINGAKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN TEKNIK FASTWRITING (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  65. PERBEDAAN STRATEGI TINDAK TUTUR ANAK UMUR 5-12 TAHUN TERHADAP ORANG TUA (STUDI KASUS TERHADAP TINDA TUTUTR ANAK SUKU JAWA DAN SUKU SUNDA) 
  66. PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK “FORMASI REGU TEMBAK” (STUDI EKSPERIMEN KUASI TERHADAP SISWA KELAS XI SMA 
  67. PEMAKAIAN SINGKATAN DAN AKRONIM PADA BERITA HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT 
  68. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA MENGGUNAKAN TEKNIK CERDAS CERMAT (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA 
  69. PENGGUNAAN ISTILAH OLAHRAGA DI MEDIA CETAK 
  70. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK MENULIS BERPASANGAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 
  71. GAMBARAN CINTA DALAM KUMPULAN CERPEN SENAPAN CINTA KARYA KURNIA EFFENDI 
  72. REPRESENTASI KEHIDUPAN RAKYAT PALESTINA DALAM CERPEN KARYA DANARTO (SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TERHADAP “LEMPENGAN-LEMPENGAN CAHAYA” DAN “TEROWONGAN”) 
  73. PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LET’S TELL A STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  74. PENGEMBANGAN TEHNIK MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP 
  75. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAVI (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  76. PENGGUNAAN AKRONIM DAN SINGKATAN DALAM BAHASA PLESETAN (STUDI DESKRIPTIF BAHASA PLESETAN PADA ACARA “EXTRAVAGANZA” DAN “AKHIRNYA DATANG JUGA”) 
  77. KEEFEKTIFAN METODE SQ4R DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS FEATURE (EKSPERIMEN SEMU PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 
  78. PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE PQ4R (PRAEKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VII C SMP LAB. SCHOOL 
  79. PENGGUNAAN MEDIA VCD DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI KELAS XI SMA ANGKASA 
  80. PENERAPAN STRATEGI QUANTUM DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI (PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  81. KONSTRUKSI BERITA DAN RESPONS PEMBACA TERHADAP PEMBERITAAN EKSEKUSI TERPIDANA MATI AMROZI CS (ANALISIS FRAMING PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT, KOMPAS, DAN TEMPO) 
  82. PENERAPAN METODE KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN FOKUS PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF (STUDI EKSPERIMEN PADA KELAS X SMA NEGERI 
  83. PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ‘HEMBUSAN ANGIN KENCANG’ (STUDI KUASIEKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X SMA 
  84. KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU KATA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI (PENELITIAN EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII SEMESTER II 
  85. ANALISIS STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN, DAN FUNGSI KIDUNG SRI LIMA SEBAGAI SASTRA LISAN DI KAMPUNG 
  86. PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO COMPACT DISC (VCD) LAGU BAND PADI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 
  87. REPRESENTASI REALITAS KEHIDUPAN PENARI SINTREN DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA 
  88. PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN ( MIND MAPPING ) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS RESENSI NOVEL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN REPRODUKTIF SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS XI 
  89. KEEFEKTIFAN TEKNIK MEMBACA SKIMMING DALAM MENEMUKAN IDE POKOK (PENELITIAN EKSPERIMEN SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP 
  90. EFEKTIVITAS PENDEKATAN INTEGRATIF INTRASTUDI MMAS (MEMBACA, MENULIS, DAN APRESIASI SASTRA) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK 
  91. PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS WAWANCARA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS : PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X 
  92. PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF NASKAH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PARTISIPATIF PADA SISWA KELAS XI IPA 3 SMAN 23 BANDUNG : STUDI PRAEKSPERIMEN PADA SISWA KELAS XI SMAN 
  93. PELAFALAN KARAKTER SUARA SCREAM DAN GROWL DALAM MUSIK UNDERGROUND ATAS LIRIK BERBAHASA INDONESIA 
  94. PENGGUNAAN METODE SUGESTOPEDIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  95. GEOGRAFI DIALEK BAHASA SUNDA KOTA 
  96. PENGGUNAAN MEDIA FLASH PLAYER GAYA BAHASA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN STRATEGI KOMUNIKATIF BERPIDATO NASKAH (PENELITIAN EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS X-G DAN X-J SMAN 2 
  97. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BAGI PEMBELAJAR BIPA TINGKAT MENENGAH 
  98. KAJIAN PERBANDINGAN MOTIF ANAK DURHAKA DALAM CERITA MALIN KUNDANG DENGAN REGEN BONCEL 
  99. PENGEMBANGAN METODE KOLABORASI DALAM PEMBELAJARAN KARANGAN NARASI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 
  100. KAJIAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN KOSMETIK PADA MAJALAH WAWACAN LALAKON INDRA BAHU: SUNTINGAN TEKS 
  101. ANALISIS BINGKAI TERHADAP PEMBERITAAN KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) PADA KORAN TEMPO EDISI BULAN MEI 2008 
  102. KEEFEKTIFAN TEKNIK MENGALIRKAN BAYANGAN (IMAGE STREAMING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI SISWA SMA NEGERI (PENELITIAN EKSPERIMEN SEMU TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI 
  103. PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 3-4 TAHUN (TINJAUAN TENTANG JENIS-JENIS TINDAK TUTUR KESANTUNAN DI PLAY GROUP BILINGUAL DAN MONOLINGUAL)