Laman,olahraga,politik,lucu

Rabu, 14 Maret 2012

english course (belajar bahasa inggris mulai dari kata sehari-hari yg kita gunakan)

bahasa indonesia english salam = greeting lusa = a day after tommorow sedikit = a little/a bit/not much sepotong kue = a piece of cake sore = afternoon marah = angry anda baik-baik saja = are you alright?/are you ok di siang hari = at the day time punggung/ belakang = back halaman belakang = backyard hati-hati = be careful/take care cantik = beautiful bir = beer besar = big ulang tahun = birthday roti = bread makan pagi = breakfast tidak bisa = can't kursi = chair ayam = chicken anak = children datang = come kembali = come back masuk = come in selamat untuk kesuksesan anda ! = congratulation for your success! potong = cut anak perempuan = daugther hari = day sulit = difficult makan malam = dinner pusing = dizzy

Selasa, 13 Maret 2012

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-Comparative Research)

A. Tujuan Tujuan dari penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
 B. Contoh-contoh * Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan-catatan yang ada pada perusahaan asuransi. * Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan berada di kelas VI SD. * Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
C. Ciri-ciri pokok Penelitian kausal-komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

Keunggulan-keunggulan :
1. Metode kausal-komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:
a) Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
b) Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
c) Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
2. Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
3. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan. Kelemahan-kelemahan :
1. Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
2. Adalah sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
3. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks.
4. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
5. Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
6. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
7. Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
8. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.

D. Langkah-langkah pokok

1. Mendefinisikan masalah
2. Melakukan penelaahan kepustakaan
3. Merumuskan hipotesis-hipotesis
4. Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan
5. Merancang cara pendekatannya, antara lain :
a) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang relevan,
b) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
c) Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan
6. Memvalidasikan teknik untuk mengumpulkan data itu dan menginterpretasi kan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.
7. Mengumpulkan dan menganalisis data
8. Menyusun laporannya Penelitian Eksperimen Sungguhan (True Experimental Research)

A. Tujuan Tujuan penelitian eksperimen sungguhan
adalah: untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab-akibat. Dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimantal satu atau lebih kondisi perilakuan yang membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak di kenai kondisi perlakuan.

B. Contoh-Contoh :
1. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua meted mengajar sejarah pada murid-murid kelas 3 SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf intelegensi murid (tinggi, sedang, rendah).
2. penelitian untuk menyelidikiefek program pencegahan penyalahgunaan obat terhadap sikap murid-murid SMP, dengan mengunakan kelompok eksperimen (yang dikenalkan dengan program itu) dan dengan mengunakan rancangan pretest-posttest dimana hanya separo dari mrid-murid itu secara random menerima pretest untuk menentukan seberapa besarnya perubahan sikap itu dapat dikatakan disebabkan oleh pretesting atau oleh program pendidikan
3. penelitian untuk menyelidiki efek pemberian tambahan makanan di sekolah kepada murid-murid SD di suatu daerah dengan memperhatikan keadaan social ekonomi orang tua dan taraf intelegensi

C. Ciri-ciri Experimantal Designs

1. Menuntut pengaturan variable-variabel dan kondisi-kondisi experimental secara tertib-ketat, baik dengan control atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi
2. Secara khas mengunakan kelompok control sebagai garis besar, untuk dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang dikenai perlakuan experimental
3. Memusatkan usaha pada pengontrolan varians : A. Untuk memaksimalkan varians variable yang berkaitan dengan hipotesis penelitian.
B. Untuk meminimalkan varians variable pengganggu atau yang tidak di inginkan yang mungkin mempenggaruhi hasil exsperiment tetapi yang tidak menjadi tujuan penelitian
C. Untuk meminimalkan varians kekeliruan atau varians rambang, termasuk apa yang disebut kekeliruan pengukuran. Penyelesaian terbaik : pemilihan subyek secara rambang, penempatan subyek dalam kelompok-kelompok secara rambang, penentuan perlakuan eksperimental kepada kelompok secara rambang
4. Internal validity adalah sine qua non untuk rancangan ini dan merupakan tujuan pertama metode experimental,
5. Tujuan kedua metode experimental adalah external validity, yang penelitian ini ada beberapa jauh hasil-hasilnya dapat digenerlisasikan kepada subyek-subyek atau kondisi-kondisi yang semacam.
6. Dalam Rancangan experimental yang klasik, semua variable penting diusahakan agar konstan kecuali variable perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
7. Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara itu memungkinkan untuk mengontrol variable-variabel yang relevan, namun cara ini juga paling restriktif dan dibuat-buat. Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama kalau metode ini digunakan kepada manusia dalam dunianya , karena manusia sering dibuat lain apabila tingkahlakunya dibatasi secara artificial, dimanipulasikan atau diobserfasi secara sistematis atau di evaluasi

D. Langkah-langkah pokok

1. Lakukan survai kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan di garap
2. Identifikasi dan definisikan masalah
3. Rumuskan hipotesis, berdasarkan atas penelaahan kepustakaan
4. Definisikan pengertian-pengertian dasar dan variable-variabel utama

5. Susun rancangan eksperimen:

a) Identifikasi bermacam-macam variable yang relevan.
b) Identifikasi variable-variabel non eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengontrol variable-variabel tersebut.
c) Tentukan rancangan eksperimennya.
d) Pilih subyek yang representative bagi populasi tertentu, tentukan sikap-sikap yang masuk kelompok eksperimen.
e) Terapkan perlakuan.
f) Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut.
g) Rancangkan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimennya.
h) Rumuskan hipotesis nolnya

6. Lakukan eksperimen
7. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang di perkirakan akan ada
8. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya
9. Buatlah interpretasi mengenai hasil testing itu, berkan diskusi seperlunya, dan tulislah laporannya

Minggu, 11 Maret 2012

March 11, 2012 – 12:26 pm

http://nasional.kompas.com/read/2012…sasi.Kejahatan
JAKARTA, KOMPAS.com —
 Jaringan para koruptor saat ini bagaikan organisasi kejahatan yang bergerak secara tertutup, saling membantu untuk tindakan ilegal, dan terus bertahan.
Demikian kuatnya jaringan itu sehingga sulit diperangi, meski sudah ada upaya reformasi birokrasi dan gerakan pemberantasan korupsi. Para koruptor beroperasi seperti organisasi kejahatan yang punya organisasi dan sindikasi. Cara kerjanya teroganisir rapi, termasuk pembagian uang hasil kejahatan menggarong APBN atau APBD. – Lucky Djani Hal itu diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TII) Lucky Djani, Jumat (8/3/2012) di Jakarta. "Para koruptor beroperasi seperti organisasi kejahatan yang punya organisasi dan sindikasi. Cara kerjanya teroganisir rapi, termasuk pembagian uang hasil kejahatan menggarong APBN atau APBD," katanya. Tidaklah mudah untuk mengatasi gerakan mereka yang sudah sistematis dan pararel di banyak lembaga negara itu. Selain penegakan hukum dan pencegahan, kita perlu meningkatkan pengawasan berlapis di semua lembaga pemerintahan. Itu mencakup pengawasan internal di lembaga itu, oleh lembaga lain, dan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Publik, media, dan masyarakat sipil juga harus ikut mengawal dan mengawasi proses penyelenggaraan negara," katanya. Dalam proses ini, laporan harta dan kekayaan penyelenggara negara bisa menjadi data penting untuk diperiksa. KPK perlu menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk terus mendeteksi kemungkinan penyelewengan atau penggelembungan harta, terutama pada sektor-sektor yang rawan. ..::”Jaringan Korupsi Bagaikan Organisasi Kejahatan”::..
Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Kamis, 08 Maret 2012


LONDON, KOMPAS.com — Arsenal gagal mewujudkan ambisinya untuk melaju ke babak perempat final Liga Champions.

Meski mampu menang 3-0 atas AC Milan dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Emirates, Selasa atau Rabu (7/3/2012) dini hari WIB, tim asuhan Arsene Wenger itu kalah 3-4 secara agregat. Pada leg pertama di San Siro, Rabu (15/2/2012), Milan menang 4-0 atas Arsenal. Keunggulan agregat 4-3 itu mengantarkan Milan ke perempat final. Arsenal, yang membutuhkan minimal lima gol untuk lolos ke babak selanjutnya, langsung menekan sejak menit-menit awal. Benar saja, pertandingan baru berjalan tujuh menit, Koscielny membuka keunggulan Arsenal menjadi 1-0. Memanfaatkan tendangan pojok, pemain asal Perancis itu menyundul bola masuk ke gawang Milan. Tiga menit berselang, Robin van Persie hampir menambah keunggulan Arsenal. Sayang, kiper Cristian Abiatti tampil cukup baik menggagalkan tendangan keras Van Persie yang sudah lolos jebakan offside. Sepanjang pertengahan babak pertama, Arsenal terus menekan barisan pertahanan Milan. Pada menit ke-18, lagi-lagi Abiatti membuat penyelamatan gemilang dengan menahan tendangan keras Van Persie dari luar kotak penalti. Namun, dia tak berdaya ketika Rosicky melakukan tendangan pada menit ke-26 dan Arsenal unggul 2-0. Gol ini berawal dari aksi Theo Walcott di sisi kanan. Ia melakukan umpan silang. Bola dibuang bek Milan, Thiago, tetapi mengarah kepada Rosicky. Tanpa ampun, ia melepaskan tendangan terarah ke pojok bawah kiri gawang Milan dan tak mampu dihalau Abiatti. Ketinggalan dua gol membuat mental sejumlah pemain Milan sedikit tertekan. Sepanjang babak ini, Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan hanya mengandalkan serangan balik yang tidak terlalu membahayakan pertahanan "The Gunners". Memasuki menit-menit akhir babak pertama, Arsenal kembali mampu menambah keunggulan menjadi 3-0 melalui tendangan penalti, setelah bek Milan melanggar Alex Oxlade-Chamberlain. Van Persie yang menjadi algojo, mampu mengecoh Abiatti dengan tendangan keras ke arah pojok kiri gawang Milan. Memasuki babak kedua, Arsenal tidak menurunkan tekanan. Kombinasi serangan Van Persie, Rosicky dan Walcott berkali-kali merepotkan barisan pertahanan Milan. Pada menit ke-59, Van Persie mendapat peluang emas. Namun, Abiatti kembali menjadi penyelamat karena berhasil menahan bola tendangan Van Persie yang sudah bebas berada di depan gawang Milan. Empat menit berselang, giliran Milan yang mendapat peluang emas. Peluang itu berawal saat kiper Szczesny melakukan blunder karena memberikan umpan yang terlalu lemah ke Thomas Vermaelen. Ibrahimovic kemudian menyambar umpan tersebut. Namun, tendangan keras Ibra melenceng tipis ke sisi kanan gawang Arsenal. Sepanjang paruh kedua ini, tempo permainan kedua tim menurun. Arsenal, yang tampil menyerang, terlihat beberapa kali kesulitan menembus barisan pertahanan Milan yang konsentrasinya mulai lebih baik. Sementara itu, Milan juga bukan tanpa serangan. Pada menit ke-77, Antonio Nocerino hampir mencetak gol, jika kiper Szczesny tidak mampu mengantisipasi tendangannya di depan gawang Arsenal. Hingga menit akhir pertandingan, Arsenal, yang membutuhkan satu gol lagi untuk menyamakan agregat, terus berusaha mencetak gol. Namun, sejumlah peluang yang didapat tidak mampu dikonversikan menjadi gol. Akhirnya, skor 3-0 itu bertahan hingga wasit meniupkan peluit panjang.

Susunan pemain Arsenal:

Wojciech Szczesny, Thomas Vermaelen, Laurent Koscielny, Kieran Gibbs, Bacary Sagna, Tomas Rosicky, Alex Song, Gervinho, Theo Walcott (Park Chu-Yong 84), Robin Van Persie, Alex Oxlade-Chamberlain (Marouane Chamakh 75).

 AC Milan:

Christian Abbiati, Thiago Silva, Philippe Mexes, Djamel Mesbah, Ignazio Abate, Mark Van Bommel, Robinho, Urby Emanuelson, Antonio Nocerino, Stephan El Shaarawy (Alberto Aquilani 69), Zlatan Ibrahimovic.
 Wasit: Damir Skomina

mobil ESEMKA


BJ Habibie


TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia, mengatakan, mobil Esemka tidak dibuat secara profesional. "Mobil Esemka itu cuma dolanan, pembuatannya tidak profesional. Masa anak-anak yang baru tamat sekolah menengah pertama (SMP) sudah mau jadi montir, ya, pasti belum ada pengalaman," kata BJ Habibie seusai acara talkshow Merah Putih di kediamannya, Patra Kuningan 13, Jakarta, Rabu (7/3/2012). Menurut Habibie, untuk bisa menciptakan sebuah industri otomotif diperlukan pengalaman serta riset yang cukup, tidak serba instan. "Untuk bisa masuk ke dalam industri otomotif dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar, membutuhkan waktu yang panjang," tutur dia. Lebih lanjut Habibie mengungkapkan kecurigaannya akan adanya kepentingan politik di balik pemberitaan mobil Esemka. "Menurut saya, ada ’interest’ politik di balik semua ini. Oleh karena itu, saya sarankan media berhenti mengangkat topik ini, anggap sepi saja," ujar dia. Habibie menyarankan, membangkitkan industri otomotif di Tanah Air sebaiknya dimulai dengan membidik industri sepeda motor. "Indonesia ini adalah masyarakat terbesar yang memanfaatkan sepeda motor di bumi. Kenapa kita tidak mengembangkan itu saja, sediakan anggarannya, lakukan riset yang menyeluruh, saya rasa itu lebih rasional," papar Habibie. Meski begitu, Habibie tetap memberi semangat kepada generasi muda, terutama siswa sekolah menengah kejuruan yang telah berhasil membuat mobil Esemka. "Tidak ada sesuatu yang datang dengan percuma, semua harus dilakukan melalui perjuangan yang dibarengi dengan pengorbanan, kita tetap harus optimistis terhadap masa depan bangsa," kata dia.